Rabu, 26 November 2014

Hijamah (Bekam)

Bekam (Arab: الحجامة; al-hijamah) adalah metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah statis (kental) yang mengandung toksin dari dalam tubuh manusia. Berbekam dengan cara melakukan pemvakuman di kulit dan pengeluaran darah darinya.

Pengertian ini mencakup dua mekanisme pokok dari bekam, yaitu proses pemvakuman kulit kemudian dilanjutkan dengan pengeluaran darah dari kulit yang telah divakum sebelumnya. Bekam sudah dikenal sejak zaman dulu, yaitu kerajaan Sumeria, kemudian terus berkembang sampai Babilonia Mesir Kuno,Saba, dan Persia. Pada zaman Nabi Muhammad, beliau menggunakan tanduk kerbau atau sapi, tulang unta, gading gajah.

Pada zaman China kuno mereka menyebut hijamah sebagai “perawatan tanduk” karena tanduk menggantikan kaca. Pada kurun abad ke-18 (abad ke-13 Hijriyah), orang-orang di Eropa menggunakan lintah sebagai alat untuk hijamah.

Pada satu masa, 40 juta lintah diimpor ke negara Prancis untuk tujuan itu. Lintah-lintah itu dilaparkan tanpa diberi makan. Jadi bila ditempelkan pada tubuh manusia yang sakit, dia akan terus menghisap darah tadi dengan efektif. Setelah kenyang, lintah tersebut tidak berupaya lagi untuk bergerak, lantas jatuh dan mengakhiri penghisapannya.

Seorang herbalis Ge Hong (281-341 M) dalam bukunya A Handbook of Prescriptions for Emergenciesmenggunakan tanduk hewan untuk membekam/mengeluarkan bisul yang disebut tehnik “jiaofa”, sedangkan di masa Dinasti Tang, bekam dipakai untuk mengobati TBC paru-paru.

Pada kurun abad ke-18 (abad ke-13 Hijriyah), orang-orang di Eropa menggunakan lintah (al ‘alaq) sebagai alat untuk bekam dan dikenal dengan istilah leech therapy, praktek seperti ini masih dilakukan sampai dengan sekarang.

Kini pengobatan ini dimodifikasi dengan sempurna dan mudah pemakaiannya sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah dengan menggunakan suatu alat yang praktis dan efektif. Disebutkan oleh Curtis N, J (2005), dalam artikel Management of Urinary tract Infections: historical perspective and current strategies: Part 1-before antibiotics. Journal of Urology. 173(1):21-26, January 2005. Bahwa catatan kedokteran tertua Ebers yang ditulis sekitar tahun 1550 SM di Mesir Kuno menyebutkan masalah bekam.[2]

Rasulullah SAW menganjurkan untuk melakukan Hijamah Terapi Kepada Umatnya karena metode pengobatan Hijamah bisa Mencegah & Mengobati berbagai penyakit dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Secara praktis prinsip ilmiah dari berbekam adalah membuang toksin dan sel-sel darah yang rusak akibat pengaruh/intervensi radikal bebas. Sel darahyang diintervensi radikal bebas biasanya akan lebih panjang umurnya namun tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik, sehingga dia akan mengganggu faal tubuh. Allah telah mengatur suatu mekanisme dalam tubuh kita yaitu bila ada sel-sel yang mati maka tubuh akan menggantinya dengan sel-sel baru yang vital .

Karena sel yang diintervensi radikal bebas tidak bisa mati dan tertimbun pada lapisan kulit kita, maka agar fungsinya dapat digantikan oleh sel-sel muda yang potensial, sel-sel tersebut kita keluarkan secara paksa dengan cara di bekam, dan keadaan ini akan merangsang sumsum tulang untuk memproduksi sel-sel darah baru yang vital. Demikianlah logika manfaat berbekam .

Manfaat

Orang yang melakukan bekam secara teratur akan mendapatkan manfaat yaitu sel-sel darah yang tidak vital bisa disingkirkan, dapat terbebaskan dari radikal bebas atau racun-racun sisa metabolisme dan racun yang didapat akibat polusi/detoksifikasi.

Sebenarnya Allah SWT telah menciptakan anti oksidan alami yang sudah built-in dalam tubuh manusia, namun karena perilaku hidup kita yang tidak sehat menyebabkan anti oksidan yang sudah ada secara alami dalam tubuh kita mengalami penurunan sehingga tidak mampu mengeliminasi radikal bebas yang masuk, atau tidak mampu menanggulangi radikal bebas yang masuk dalam jumlah besar kedalam tubuh kita.

Jadi kegagalan eliminasi ini adalah karena banyaknya radikal bebas yang masuk dan karena kondisi fisik kita yang tidak terpelihara menyebabkan daya tahan tubuh yang menurun, kerusakan akibat radikal bebas pada tubuh manusia modern makin hari makin memprihatinkan .

Satu hal yang tidak kalah pentingnya sebagai manfaat dari bekam adalah tubuh akan terangsang membentuk sel darah baru yang vital dengan jumlah yang cukup . Bekam juga terbukti dalam praktek bisa membantu menormalkan kadar kolesterol dan asam urat darah, meringankan kerja jantung, ginjal, dan liver sehingga badan akan lebih sehat dan bugar.

Namun demikian tidak semua penyakit bisa disembuhkan dengan berbekam, dan tidak semua orang boleh dilakukan pembekaman. Demikian pula pembekam diperlukan pelatihan dan pemahaman yang benar tentang anatomi titik bekam, fisiologi bekam, dan tentang patofisiologi penyakit sehingga bisa memilah mana yang bisa diobati dengan metode bekam dan mana yang tidak bisa .

Ahli bekam juga harus mengerti masalah kesehatan, dan selalu mengikuti perkembangan ilmu kedokteran modern maupun tradisional, agar dapat memberikan pelayanan yang benar dan bisa dipertanggung jawabkan.

Pembekaman yang dijelaskan di sini adalah bekam basah, yaitu dengan penorehan pada kulit. Penorehan dilakukan di superfisial kulit, hal ini karena kulit adalah jaringan yang menutupi seluruh permukaan tubuh. Seluruh kulit menerima peredaran darah, dan ujung-ujung pembuluh darah yang berakhir pada pembuluh darah rambut/kapiler, berada di lapisan bagian atas kulit, maka secara otomatis semua toksin yang masuk ke dalam tubuh dan sel-sel darah yang rusak dalam tubuh kita akan menumpuk di lapisan atas kulit.

Dengan mengeluarkan darah yang rusak akibat intervensi oleh radikal bebas dan mengeluarkan toksin yang menumpuk pada pembuluh darah rambut/kapiler, diharapkan kita akan terbebas dari bahaya yang diakibatkannya yang tentunya akan memberi manfaat yaitu badan menjadi lebih sehat.

Racun-racun yang dikeluarkan bersama darah bekam berasal dari segala bentuk proses yang menyebabkan terjadinya radikal bebas. Ada beberapa sumber radikal bebas yang perlu dipahami, yaitu sebagai berikut :

1. Polusi udara 2. Asap rokok 3. Radiasi elektromagnetik (hand-phone, televisi, komputer, dll.) 4. Sisa metabolisme 5. Bahan-bahan tambahan pada makanan dan minuman 6. Proses pengolahan makanan 7. Bahan makanan yang berubah struktur kimia dan fisika akibat penyimpanan 8. Hasil pertanian yang mengandung banyak bahan kimia dan pestisida 9. Gangguan metabolisme akibat penyakit menahun .

Yang lebih bahaya adalah sisa-sisa bahan kimia dari obat yang kita minum yang menumpuk dan memberikan beban kerja yang berat kepada organ tubuh kita sehingga mengganggu fungsi ginjal, hati, sumsum tulang dan lain-lain .

Akibatnya peran ginjal sebagai organ filtrasi terganggu, peran hati sebagai organ yang bertugas mendetoksifikasi racun akan makin menurun karena kelelahan bekerja, begitu pula sumsum tulang akan mengalami depresi yang dapat mengakibatkan anemia aplastik .

Masyarakat kita tidak bisa meninggalkan ketergantungannya terhadap obat kimia karena mereka tidak mengetahui dan meyakini manfaat dari obat penggantinya. Setiap hari mereka mendapat bombardemen iklan obat yang membentuk imej seolah-olah mereka tidak bisa hidup tanpa obat kimia .

Intoksikasi kronis dari bahan-bahan obat terutama obat kimia diduga mengakibatkan penyakit degeneratif, keganasan, dan penyakit metabolik.

Efek lain yang juga merugikan adalah menurunnya produksi sperma sehingga tak dapat membuahi (azoospermi), bentuk dan atau gerakan sperma yang tidak normal, kelemahan umum, disfungsi ereksi, menurunnya daya ingat, gangguan fungsi hati maupun ginjal, gagal jantung, kekakuan pembuluh darah, matinya bakteri yang bermanfaat bagi kesehatan dalam usus, depresi, stress, menurunnya sistem kekebalan tubuh, jerawat, eksim, kanker kulit, psoriasis, kemandulan pada wanita dan lain-lain penyakit akibat terlalu banyaknya seseorang mengkonsumsi obat kimia .

Pada prinsipnya saya tidak menolak obat kimia sepenuhnya, namun saya ingin menunjukkan bahwa mengkonsumsi obat kimia secara sembarangan memberikan efek yang berbahaya bagi tubuh .